Kamis, 22 November 2018

BAGAIMANA MENGATASI ALERGI OBAT?



Apa itu alergi obat?
Alergi obat adalah reaksi abnormal dari sistem imun terhadap obat-obatan. Obat-obatan, termasuk obat bebas, obat resep, maupun obat herbal dapat menyebabkan alergi obat. Alergi obat dapat mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda. Gejala paling umum dari alergi obat adalah gatal-gatal, ruam, atau demam. Reaksi yang lebih serius meliputi anafilaksis, kondisi yang membahayakan di mana tubuh Anda mengalami shock, tekanan darah turun secara tiba-tiba, dan saluran udara menyempit. Alergi obat bukanlah efek samping dari obat, bukan pula kondisi yang disebabkan oleh overdosis.

Apa saja tanda-tanda dan gejala alergi obat?
Gejala-gejala dari alergi obat sering terjadi dalam 1 jam setelah mengonsumsi obat. Gejala umum dari alergi obat adalah:

1.    Ruam pada kulit
2.    Gatal-gatal
3.    Demam
4.    Bengkak
5.    Sesak napas
6.    Napas berbunyi
7.    Hidung beringus
8.    Mata gatal dan berair.
Beberapa obat dapat memicu beberapa reaksi serius. Beberapa gejala yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis adalah:
1.    Detak jantung yang cepat
2.    Menyempitnya saluran udara dan tenggorokan, menyebabkan kesulitan bernapas
3.    Gelisah atau pusing
4.    Kehilangan kesadaran
5.    Gatal-gatal dan kesulitan bernapas
Namun, reaksi alergi obat juga dapat terjadi beberapa hari atau minggu setelah mengonsumsi obat, atau gejala berlanjut setelah Anda berhenti menggunakan obat tersebut. Beberapa kondisi jangka panjang dari alergi obat adalah:

1.    Demam, nyeri sendi, ruam, bengkak dan mual
2. Anemia: berkurangnya sel darah putih, pembengkakan umum, pembengkakan kelenjar getah bening dan kambuhnya infeksi hepatitis
3.   Peradangan ginjal (nefritis), yang menyebabkan demam, darah pada urin, pembengkakan, kebingungan, dan gejala lainnya.

Apa penyebab alergi obat?
Alergi obat disebabkan oleh reaksi dari sistem imun terhadap zat kimia pada obat-obatan. Sistem imun Anda salah mengenali obat-obatan sebagai zat kimia yang berbahaya dan menyerangnya. Para peneliti sering kali mengaitkan alergi obat kepada paparan pertama terhadap obat tertentu, seperti pada makanan, air, atau obat-obatan yang Anda konsumsi dalam kondisi tertentu. Jika sistem imun Anda bereaksi dengan buruk terhadap obat pada paparan pertama, tubuh akan membuat antibodi, menyebabkan alergi obat. Walau obat-obatan apapun dapat menyebabkan reaksi alergi, beberapa obat lebih sering menyebabkan reaksi alergi, seperti:
1.    Antibiotik, seperti penicillin
2.    Aspirin dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
3.    Obat-obatan kemoterapi untuk mengatasi kanker
4.    Obat-obatan untuk penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis
5.    Krim atau lotion corticosteroid
6.    Obat-obatan untuk pasien HIV atau AIDS
7.    Produk bee pollen
8.    Echinacea – herbal untuk masuk angin
9.    Pewarna yang digunakan untuk tes imaging (radiocontrast media)
10. Opiat untuk mengatasi rasa sakit
11. Bius lokal.

Bagaimana cara mengobati alergi obat?
Alergi obat dapat ditangani dengan mengurangi gejala alergi atau menggunakan penanganan alergi lainnya yang dapat membantu Anda mengonsumsi obat tersebut.
Menangani gejala alergi meliputi:
1.    Berhenti menggunakan obat yang menyebabkan alergi
2. Mengonsumsi antihistamin untuk menghambat zat sistem imun teraktivasi selama reaksi alergi
3.    Mengonsumsi corticosteroid untuk mengatasi peradangan terkait dengan reaksi yang lebih serius
4.    Mendapatkan suntikan epinefrin dan perawatan medis untuk menjaga tekanan darah dan pernapasan.
5.  Penanganan yang membantu Anda mengonsumsi obat yang memicu alergi dilakukan di bawah pengawasan dokter. Penanganan ini ditujukan untuk membantu Anda lebih tidak sensitif terhadap obat tersebut.
6.   Mulai dengan dosis kecil dan kemudian tingkatkan secara bertahap setiap 15 hingga 30 menit dalam beberapa jam atau hari hingga tidak terjadi reaksi.
7.    Menguji untuk melihat di dosis mana alergi Anda mulai bereaksi.

Faktor Risiko Alergi Obat
Tidak semua orang akan mengalami reaksi alergi akibat obat. Diduga ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi obat pada seseorang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
1.   Peningkatan pajanan terhadap obat tertentu, contohnya karena penggunaan yang berulang, berkepanjangan, atau dengan dosis tinggi.
2. Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami alergi obat akan meningkat apabila ada anggota keluarga yang memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu.
3.    Pernah mengalami jenis alergi lain, misalnya alergi makanan.
4.  Alergi terhadap obat lain. Contohnya, jika alergi terhadap penisilin, maka juga akan mengalami alergi terhadap amoxicillin.
5. Penyakit yang menyebabkan tubuh rentan terhadap reaksi alergi obat, misalnya HIV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PIL

   Pil berasal dari bahasa latin yaitu “Pila” yang berarti bola. Dalam Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sedian berupa massa bul...