Tablet
(Menurut FI IV) adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa.
Keuntungan
dan Kerugian Tablet
a. Keuntungan
1. Tablet merupakan
bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan oral serta variabilitas kandungan yang paling
rendah.
2. Tablet merupakan
bentuk sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan
bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
4. Tablet paling
mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama
untuk tablet salut yang tidak bisa langsung pecah/hancur.
5. Memberikan keuntungan
bagi instalasi farmasi rumah sakit atau apotek karena persyaratan ruangan
penyimpanan yang minimal.
b. Kerugian
1. Beberapa obat
tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya,
flokulasinya, atau rendahnya berta jenis.
2. Zat aktif
dengan pembasaan yang buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat dosis yang
besar, atau kombinasi sifat-sifat tersebut akan sulit atau tidak mungkin
diformulasi sebagai sediaan tablet.
3. Tidak dapat
menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak disukai.
4. Tidak dapat
digunakan untuk pasien yang tidak sadarkan diri.
Kriteria Tablet
Tablet yang baik
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus
mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
2. Harus
mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
3. Fisik harus
cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
4. Keseragaman
bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
5. Waktu hancur
dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
6. Harus stabil
terhadap udara dan suhu lingkungan.
7. Terbebas
dari kerusakan fisik.
8. Stabilitas
fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
9. Zat aktif
dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
10. Memenuhi
persyaratan Farmakope yang berlaku.
Komponen
Tablet
1. Zat Aktif
Secara luas,
zat aktif sediaan tablet dikelompokkan menjadi :
a. Zat Aktif
Tidak Larut Air (Insoluble Drugs)
Zat ini
cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan
(seperti antasida dan adsorben).
b. Zat Aktif
Larut Air (Suluble Drugs)
Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek
sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi pada usus.
2. Bahan
Tambahan
zat yang bersifat inert secara farmakologi yang
digunakan sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat
zat aktif, membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien
harus memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Bahan
pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah di
cetak atau di buat. Bahan pengisi di tambahkan jika zat aktif sedikit sulit
dikempa biasanya digunakan Saccharum lactis, Amylum manihot, calcii phospas,
calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
b. Bahan
pengikat (binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas
solutio Mythylcellulosum 5%).
c. Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering, gelatinum, agar –
agar, natrium alginat.
d. Bahan
pelicin (lubrikan/lubricant)
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan(matrys).
Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.
e. Bahan
Penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan
zat penyalut yang cocok,biasanya berwarna atau tidak.
3. Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan
obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar
bau, dan rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar